File M Rizkan Hasil Praktikum Mineralogi
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………… v
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..
vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. viii
1.1
Latar Belakang ………………………………………………………..
vv
1.2
Maksud dan Tujuan…………………………………………………… vv
1.2.1
Maksud……………………………………………………... 1
1.2.2
Tujuan……………………………………………………….. 1
1.3
Aplikasi Mineralogi pada Bidang Geologi……………………………..... 1
1.4
Aplikasi dalam Pertambangan………………………………………….. 2
BAB
II PENGERTIAN MINERAL
2.1
Pengertian Mineral…………………………………………………….
3
2.1.1
L.G. Berry dan B. Mason, 1959…………………………….
3
2.1.2
D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972…………………..
3
2.2.3
A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977……………………...
3
2.2
Proses pembentukan Mineral………………………………………….
4
2.3
Mineral Pembentuk Batuan…………………………………………… 8
2.3.I. Mineral Utama (Essensial
Mineral)………………………… 8
2.3.2. Mineral Felsik (
mineral-mineral berwarna terang )……….. 9
2.3.3. Mineral Mafik (mineral yang
berwarna gelap)…………….. 10
BAB
III KETERDAPATAN DALAM BATUAN
3.1
Mineral Primer……………………………………………………….. 11
3.1.1
Mineral Falsic……………………………………………… 11
3.1.2
Mineral Mafic…………………………………………….... 12
3.2
Mineral Skunder
(Secondary Minerals)……………………………... 13
3.3 Mineral Tembahan ( Accessory
Minerals)…………………………... 13
BAB
IV TATACARA PENDISKRIPSIAN
4.1
Warna (Colour)………………………………………………………. 14
4.2
Kilap (Luster)………………………………………………………… 14
4.3
Cerat (Streak)………………………………………………………… 15
4.4 Kekerasan (hardness)………………………………………………... 16
4.5
Belahan (Cleavage)…………………………………………………... 17
4.6
Pecahan (frukture)…………………………………………………… 17
4.7
Perawakan (Habit)…………………………………………………… 18
4.8
Sifat dalam (Tennacity)……………………………………………… 18
4.9
Berat Jenis (Specific Graviti)………………………………………… 19
4.10
Kemagnetan………………………………………………………… 19
4.11
Susunan komposisi kimia (Chemistry)……………………………... 20
4.12
Daya lebur mineral………………………………………………….. 21
BABA
V PENDESKRIPSIAN MINERAL
5.1 Native Element………………………………………………………. 23
5.2 Shulphides…………………………………………………………… 30
5.3
Oxides dan Hydroksides……………………………………………... 34
5.4
Carbonates…………………………………………………………… 46
5.5
Sulfates……………………………………………………………..... 38
5.6
Silicates ……………………………………………………………... 38
BAB
VI PERSENTASE MINERAL
6.1 Native Element………………………………………………………. 34
6.1.1 Logam…………………………………………………….. 34
6.1.1.1 Aurum (Au)………………………………………
34
6.1.1.2 Cuprum (Cu)…………………………………….. 34
6.1.2 Semi-logam………………………………………………. 35
6.1.2.1 Bismuth (Bi)……………………………………... 35
6.1.2.2 Arsenik (As)……………………………………... 35
6.1.3 Non-logam…………………………………………………. 35
6.1.3.1 Intan
(C)………………………………………….. 35
6.1.3.2 Sulfur…………………………………………….. 35
6.2
Shulphides…………………………………………………………… 35
6.3
Oxides dan Hydroksides……………………………………………..
37
6.4
Carbonates…………………………………………………………… 40
6.5
Sulfates………………………………………………………………. 41
6.6
Silicates……………………………………………………………… 42
BAB
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 44
7.2
Saran………………………………………………………………… 44
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….. vx
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
studi Geologi yang mempelajari keseluruhan hal-hal tentang Bumi mulai dari
pembentukkan, komposisi, sifat-sifat fisik, struktur, hingga gejala-gejala yang
terjadi didalamnya, kita tentu saja harus mempelajari dasar-dasar tentang Bumi
dan juga pembagian-pembagiannya secara khusus nantinya. Dan pada tahap pertama
yang harus dipelajari adalah apa sajakah sebenarnya materi-materi pembentuk
Bumi kita ini. Setelah itu barulah kita dapat mempelajari materi pada tingkat-tingkat
selanjutnya yang ada dalam ruang lingkup studi Teknik Geologi.
Pada
materi yang telah kita pelajari sebelumnya, yaitu materi Kristalografi, telah
dijelaskan urutan materi pembentuk Bumi ini. Dari yang terkecil yaitu kristal,
mineral dan kemudian adalah batuan. Dan yang akan kita pelajari selanjutnya
adalah tentang mineral. Dalam mempelajari semua hal tentang mineral, mulai dari
sifat-sifat fisiknya hingga keterdapatannya pada batuan dinamakan dengan
Mineralogi.
Pada
tahap ini kita akan belajar tentang semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Dalam studi Geologi, ini sangat penting, karena mineral adalah salah satu
satuan dasar pembentuk Bumi ini. Dan dengan bekal ilmu Kristalografi yang telah
dipelajari sebelumnya, kita akan dapat mengenal mineral-mineral apa sajakah
yang terdapat di Bumi, bagaimana keterdapatannya, hingga akhirnya juga dapat
mengetahui manfaat dari mineral itu sendiri.
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1
Maksud
Dalam
studi Geologi, setelah mempelajari ilmu-ilmu tentang kristal, tahap selanjutnya
adalah mempalajari ilmu tentang mineral atau Mineralogi.
Mieralogi
sendiri terkait dalam satu rangkaian dengan Kristalografi dalam
pembelajarannya. Terkait dengan mineral adalah komponen dasar dalam Geologi
karena mineral adalah pembentuk batuan yang menjadi inti dari Geologi. Tentu
saja kita harus mempelajari dan menguasainya untuk dapat melanjutkan pada tahap
berikutnya. Dan dengan menjalani studi Mineralogi, dimaksudkan agar kita dapat
mengenal, mengetahui dan juga menguasai Mineralogi yang menjadi salah satu
dasar terpenting dalam Geologi.
Dengan bekal ilmu tentang kristal yang telah
diperoleh sebelumnya, Mineralogi adalah salah satu aplikasi dari ilmu tersebut.
Dan pada akhirnya, dengan menguasai keduanya, akan dapat lebih mudah dalam
mempelajari ilmu Geologi pada tahap selanjutnya
1.2.2
Tujuan
Dalam
kegiatan mempelajari dan melakukan praktikum Mineralogi, kita dituntut untuk
dapat :
1.
Mengaplikasikan ilmu tentang kristal yang telah didapat sebelumnya.
2.
Mengetahui defenisi dari mineral itu sendiri.
3. Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral.
4.Mampu
melakukan penyelidikan secara fisik dari mineral.
5.
Mengetahui keterdapatan mineral dalam batuan.
6.
Mengetahui persentase komponen-komponen mineral.
7.
Mengetahui aplikasi dari ilmu tentang mineral.
1.3 Aplikasi Mineralogi
pada Bidang Geologi
Dalam
bidang Geologi, mempelajari Mineralogi adalah sebagai dasarnya.Karena mineral
adalah satuan pembentuk Bumi dan pada dasarnya Bumi ini dibentuk dari
mineral-mineral yang menyatu dan membentuk batuan.Jadi, adalah hal yang tidak
mungkin jika mempelajari Geologi namun tidak mempelajari dan menguasai
Mineralogi.Karena Geologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari Bumi.
Dengan mempelajari Mineralogi, kita
akan dapat mengetahui bagaimana Bumi ini terbentuk dari pembentukan mineral.
Kita juga akan dapat mengetahui bagaimana bisa batuan-batuan yang ada di Bumi
ini terbentuk. Dengan mempelajari Mineralogi, kita juga dapat mengenal
sifat-sifat dari mineral itu sendiri hingga dapat mengetahui apa kegunaannya.
Kita tahu bahwa benda-benda yang
memiliki nilai tertinggi didunia sekarang ini salah satunya adalah
mineral.Mineral-mineral tersebut memiliki berbagai macam nilai guna dalam
kehidupan manusia, mulai dari sebagai perhiasan karena nilai estetikanya yang
tinggi hingga sebagai benda terpenting dalam usaha pengeboran khususnya minyak
Bumi karena sifat mineral tersebut.Mineral juga banyak digunakan dalam dunia
industri.
Dalam Geologi sendiri, Mineralogi
adalah salah satu ilmu dasar dan merupakan syarat untuk dapat melanjutkan studi
pada tingkat berikutnya.Khususnya Petrologi atau ilmu tentang batuan, yang
tidak memungkinkan untuk dapat dipelajari tanpa dasar Mineralogi.Karena batuan
dibentuk dari mineral.
1.4
Aplikasi dalam Pertambangan
Aplikasinya ketika kita sudah banyak mengetahui
Mineral,maka akan sangat membantu untuk mempermudah kita dalam proses
penambangan,baik itu Pengeboran dan lain lain.
Dan
mudah nya lagi kita bias banyak membedakan nama-nama Mineral nya secara lebih
mendetail lagi sehingga tidak ada lagi keraguan karna memang kita sudah
mempelajarinya.
BAB II
PENGERTIAN MINERAL
2.1
Pengertian Mineral
Mineralogi
adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya
dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana
mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan
dikalangan awam Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik).
Maka pengertian yang jelas dari batasan
mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya
tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Definisi Mineral menurut beberapa ahli:
2.1.1
L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2.1.2
D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara
struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses
alam yang anorganik.
2.1.3
A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang
homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai
sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka
masih memberikan anomali atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang
disebut mineral, walaupun tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga
sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana
definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral itu
mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan
berupa unsur tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah
suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat berupa
unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya anorganik,
homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam
kerak bumi serta bersifat homogen, fisik maupun kimiawi.Mineral itu merupakan
persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap.
Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli
adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam
laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2
dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun
dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral
melainkan zat Silisium dioksida .
Kalsit adalah sebuah mineral yang biasanya
terdapat dalam batuan gamping dan merupakan mineral pembentuk batuan yang
penting. Zat yang dibuat dalam laboratorium dan mempunyai sifat- sifat yang
sama dengan mineral kalsit adalah CaCO3.Demikian pula halnya dengan
garam-garam yang terdapat sebagai lapisan-lapisan dalam batuan, Garam dapur
dalam ilmu mineralogi disebut halit sedangkan dalam laboratorium garam dapur
disebut dengan natrium-khlorida.
Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang
tetap dan berada dalam hubungan yang harmoni dengan bentuk luarnya.
Mineral-mineral inilah yang merupakan bagian-bagian pada batuan-batuan dengan
kata lain batuan adalah asosiasi mineral-mineral.
2.2
Proses pembentukan Mineral
Proses
pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang
tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses
pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut.
Mineral
yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan
keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak
bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian
endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas
dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan
distribusi unsur-unsur kimia, aspek biologis dan fisika. Secara
umum, proses pembentukan mineral baik jenis logam maupun non-logam dapat
terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan
mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari
proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena
suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan
alterasi tidak terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas
lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral.
Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas
beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai
ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.
* Proses Magmatis Proses
ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu
mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan
bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai
membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam.
Asosiasi
mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses
magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.
Early magmatis, yang terbagi atas:
-Disseminated,
contohnya Intan
- Segregasi, contohnya Crhomite
- Injeksi, Contohnya Kiruna
2.
Late magmatis, yang terbagi atas:
-Residual
liquid segregation, contohnya magmatis Taberg
-Residual
liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
-Immiscible
liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
-Immiscible
liquid injection, contohnya Vlackfontein
* Proses Pegmatisme
Setelah
proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang
terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai
450˚C berupa larutan magma sisa.Asosiasi batuan umumnya Granit.
* Proses Pneumatolisis
* Proses Pneumatolisis
Setelah
temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan
pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer.
Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan
beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk
mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile
tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan
mineral yang disebut mineralpneumatolitis.
* Proses Hydrotermal
Merupakan
proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang
sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara garis besar,
endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :
1.
Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
-Tekanan dan temperatur pembekuan
relatif tinggi.
-Endapan berupa urat-urat dan korok yang
berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.
-Asosiasi mineral berupa sulfides,
misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida besi.
-Pada intrusi Granit sering berupa endapan
logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
2.
Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :
-Tekanan dan temperatur yang berpengaruh
lebih rendah daripada endapan hipotermal.
- Endapannya berasosiasi dengan batuan beku
asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
-Tekstur akibat “cavity filling” jelas
terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa “crustification”
dan “banding”.
-Asosiasi mineralnya berupa sulfide,
misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
-Proses pengayaan sering terjadi.
3.
Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
-Tekanan dan temperatur yang berpengaruh
paling rendah.
-Tekstur penggantian tidak luas (jarang
terjadi).
-Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
-Kebanyakan teksturnya berlapis atau
berupa (fissure-vein).
-Struktur khas yang sering terjadi
adalah “cockade structure”.
-Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan
Ag dengan mineral “gangue”berupa
Kalsite dan Zeolit disamping Kuarsa.
Adapun
bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal
adalah sebagai Cavity filling. Cavity
filling adalah proses mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga)
dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari larutan
pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein,
Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack
filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik dan collapse), Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling,
Vessiculer fillings.
* Proses Replacement (Metasomatic replacement)
Proses
ReplacementAdalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh
pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam
grup epitermal.
Mineral-mineral
pada bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini,
dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi
pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya.
Replacement
diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan
kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian
suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain.
Dapat
juga diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai
ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang
dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan
merupakan kontak terbuka yang terbagi atas :Massive,
Lode fissure, dan Disseminated.
* Proses SedimenterTerbagi atas :
- Endapan besi, mangan,
phosphate, nikel dan lain sebagainya.
* Proses EvaporasiTerdiri dari
- Evaporasi laut, danau
dan air tanah.
* Konsentrasi Residu dan Mekanik Terdiri atas :
- Konsentrasi Residu berupa endapan residu
mangan, besi, bauxite dan lain-lain.
- Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa
sungai, pantai, alluvial dan eolian.
* Supergen enrichment
* MetamorfismeTerbagi atas :
- Endapan endapan termetamorfiskan dan endapan
metamorfisme.
2.3 Mineral Pembentuk Batuan
Mineral
adalah bahan atau senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, padat,
mempunyai komposisi, dan mempunyai sturuktur dalam/kristal tertentu.Sedangkan
bedanya dengan mineraloid ialah tidak mempunyai struktur dalam/kristal tertentu
(amorf).Menurut W.T Huang (1962) komposisi mineral pembentuk batuan
dikelompokkan menjadi tiga kelompok mineral, yaitu:
2.3.I. Mineral Utama (Essensial Mineral)
Mineral-mineral
ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat
menentukkan dalam penamaan batuan.mineral utama dapat dilihat dari deret bowen series(1928).
Gambar
: 2.3.1 Susunan Mineral mineral
Deret Bowen
menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai dengan
penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma [bagian kanan], Dengan
asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.
Bagan
serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.
Continuous
branch[deret kontinyu]Deret ini dibangun dari mineral feldspar
plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam
pembentukan mineral selanjutnya.
Dari
bagan Plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring
penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang
pada akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini
berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan.
Karena
mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali
ditemukan plagioklas kaya kalsium di alam bebas.
Bila
pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi
plagioklas kaya sodium].
Discontinuous
branch[deret diskontinyu]Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian
sillicates. Dalam deret diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi
mineral lain pada suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa
larutan magma.
Bowen
menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan
akan bereaksi kemudian dengan sisa larutan magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan,
akan dikonversi ke pyroxene,
Kemudian
biotite [sesuai skema]. Deret ini
berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan
magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.
Bila
pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat
bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentukrim[selubung] yang
tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya.
Berdasarkan
warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
2.3.2 Mineral Felsik ( mineral-mineral
berwarna terang )
-Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit,
Labradorit, Andesin, oligoklas, Albit)
-Kelompok
Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin, Anortoklas, Sanidin)
-Kelompok
Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)
-Kuarsa
-Muskovit
-Kelompok plagioklas dan kelompok alkali
feldspar sering disebut kelompok feldspar. catatan : Tidak semua mineral felsik
berwarna terang tetapi ada mineral felsik yang berwarna gelap yaitu, obsidian.
Mineral yang berwarna terang disebabkan banyaknya kandungan SiO2 dan jarang
mengandung Fe dan Mg
2.3.3 Mineral Mafik (mineral yang berwarna
gelap)
-Olivin (Forsterite
dan Fayalite)
-Piroksen,
dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto
Piroksen (Piroksen tegak) dan
klino piroksen (piroksen miring).
-Orto piroksen antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara lain; Diopsit, Augit, Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.
-Amfibol (Hornblande,
Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)
-Biotit.
BAB
III
KETERDAPATAN
DALAM BATUAN
3.1 Mineral Primer
Yang
dimaksud mineral primer adalah mineral asli yang terdapat dalam batuan.Pada
umumnya mineral primer terdiri dari mineral silikat yaitu persenyawaan silikon
dan oksigen (SiO2), kemudian variasinya terdiri dari mineral feldsfar yang
mengandung pesenyawaan alumunium, kalsium, natrium, besi, dan magnesium.
Perubahan
susunan kimia selama pelapukan batuan dekat permukaan bumi mengubah mineral
primer yang terurai dan kemudian bersenyawa lagi membentuk mineral sekunder.
3.1.1
Mineral Falsic
Kata "felsic" adalah istilah yang digunakan dalam
geologi untuk merujuk pada mineral silikat, magma, dan
batuan yang diperkaya dalam elemen-elemen ringan seperti silikon, oksigen,
aluminium, natrium, dan kalium.
Mereka biasanya ringan dalam warna dan memiliki gravitasi
spesifik kurang dari 3. Batuan felsic paling umum
adalah granit, tetapi yang lain termasuk kwarsa, muskovit, orthoclase, dan natrium kaya feldspar splagi oklas. Dalam hal kimia, batu felsic berada di sisi lain dari
spektrum batu dari batuan mafik.
Dalam penggunaan modern, istilah asam batuan, meskipun
kadang-kadang digunakan sebagai sinonim, mengacu
pada tinggi konten silika(lebih
besar dari 63% beratSiO2) batuan vulkanik, seperti riolit.
Istilah ini digunakan secara lebih luas dalam literatur geologi yang
lebih tua. Hal ini dianggap kuno sekarang, sebagai istilah
"asam" dan "batuan dasar" didasarkan pada ide yang salah, berasal dari abad
ke-19, bahwa asamsilikat adalah
bentuk kepala silikon terjadi di batuan.
Istilah"felsic" menggabungkankata"felspar" dan "silika".
Kesamaandarifelsicpanjang untukFelskataJerman,yang berarti"batu", danfelsig, yang
berarti "batu", adalah
murnikecelakaan, seperti feldsparadalah pinjaman
dariFeldspatJerman, yangberasal dariJermanFeld,
yang berarti "lapangan".
* Klasifikasi batuan felsic
Sebuah fragmen vulkanik
felsic lithic, seperti yang terlihat dalam mikroskop petrografi. Kotak skala
dalam milimeter.
Agar batu harus
diklasifikasikan sebagai felsic, umumnya perlu mengandung mineral felsic>
75%, yaitu kwarsa, plagioklas orthoclase dan batuan dengan mineral felsic lebih besar dari 90% juga dapat disebut leucocratic, yang
berarti 'cahaya berwarna'.
Felsite adalah istilah
bidang petrologic digunakan untuk merujuk sangat halus atau aphanitic, berwarna
terang batuan vulkanik yang mungkin kemudian direklasifikasi setelah analisis
mikroskopis atau kimia lebih rinci.
Dalam beberapa kasus,
batuan vulkanik felsic mungkin mengandung mineral mafik fenokris, biasanya
hornblende, piroksen atau mineral felspar, dan mungkin perlu diberi nama
setelah mineral phenocryst mereka, seperti 'hornblende-bantalan felsite'.
Nama kimia dari batu
felsic diberikan sesuai dengan klasifikasi dari Le Maitre TAS (1975). Namun,
ini hanya berlaku untuk batuan vulkanik. Jika batu dianalisis dan ditemukan
felsic tetapi metamorf dan tidak memiliki protolith vulkanik yang pasti, itu
mungkin cukup untuk hanya menyebutnya sebagai 'sekis felsic'. Ada contoh yang
sangat dikenal granit dicukur yang dapat keliru untuk riolit.
Untuk batuan felsic phaneritic, diagram QAPF harus
digunakan, dan nama yang diberikan sesuai dengan nomenklatur granit. Seringkali
spesies mineral mafik termasuk dalam nama untuk granit misalnya, hornblende, piroksen tonalite atau augite
monzonit megacrystic, karena "granit"
istilah telah mengasumsikan puas dengan felspar dan kuarsa.
Tekstur batuan sehingga
menentukan nama dasar batu felsic.
Close-up dari granit dari Yosemite National Park.
Close-up dari granit dari Yosemite National Park.
Sebuah spesimen Rhyolite.
Tekstur batuan felsic Nama Batu
Pegmatitic Granit pegmatite
Kasar (phaneritic) Granit
Kasar dan granit porfiritik porfiritik
Fine-grained (aphanitic)
Rhyolite
Berbutir halus dan
porfiritik porfiritik riolit
Piroklastik tuf Rhyolitic atau breksi
Vesikuler Apung
Amygdaloidal Tidak ada
Vitreous (Gelas) Obsidian atau
porcellanite
3.1.2.
Mineral Mafic
Mafik merupakankata
sifat yang menggambarkan mineral silikat atau batu yang kaya akan magnesium dan zat
besi;. Istilah adalah
portmanteau dari "magnesium" kata-kata
dan"besi" [1] mineral mafik Kebanyakan berwarna
gelap dan kepadatan relatif lebih besar dari 3.
Umum batuan pembentuk mineral mafik termasuk olivin,
piroksen, amphibole, dan biotit. Batuan mafik umum termasuk basal,
gabro dolerite .
Dalam
hal kimia,batuan mafik yang di sisi lain dari spektrum batu dari batu felsic. Istilah ini secara kasar sesuai
dengan kelas yang lebih tua batu dasar.
Lava mafik, sebelum pendinginan, memiliki viskositas rendah, dibandingkan dengan lavafelsic,
karena kandungan silika rendah dalam magmamafik.
Air dan volatil lainnya dapa tlebih mudah dan secara bertahap melepaskan
diri dari lava mafik, sehingga letusan gunung berapi yang
terbuat dari mafik lava kurang eksplosif kekerasan dari felsic-lava
letusan. Kebanyakan mafik-lava gunung berapi gunung -gunung berapi laut, seperti
yang di Hawai.
Teksturbatuan NamaRockmafik
Pegmatitic gabropegmatite
Berbutirkasar(phaneritic) gabro
Berbutirkasardanporfiritikporfiritik gabro
Berbutir halus(aphanitic) Basalt
Baikbasalporfiritikberbutirdanporfiritik Basalt
piroklastiktufataubreksi
Vesikulervesikular basal
AmygdaloidalAmygdaloidal basal
BanyakvesikelkecilScoria Tachylytekaca, sideromelane, palagonite
3.2
Mineral Skunder
(Secondary Minerals)
Mineral
Skunder (Secondary Minerals) merupakan
mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi
hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama.
Contoh
dari mineral sekunder antara lain; Serpentin, Kalsit, Serisit, Kalkopirit,
Kaolin, Klorit, Pirit.
3.3 Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)
Mineral
Tembahan ( Accessory Minerals) adalah
mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah
yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan.
Contoh
dari mineral tambahan ini antara laian :Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit, Rutil
Apatit, Garnet,Sphen.
BAB IV
TATACARA PENDISKRIPSIAN
4.1
Warna (Colour)
Warna
adalah kesan mineral jika terkena cahaya.Merupakan warna yang terlihat
dipermukaan yang bersih dan sinar yang vukup.Warna mineral memang bukan penciri
utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya,
Namun paling tidak ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan
untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya.Sebagai contoh warna
gelap mengindikasikan terdapatnya unsur besi
dan warna terang diindikasikanbanyak mengandung aluminium.
Bila
suatu permukaan mineraldikenai suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai
permukaan mineral tersebutsebagian akan diserap dan sebagian dipantulkan. Warna
mineral dapat dibedakanmenjadi dua, yaitu:
•Idiokromatik; Yaitu warna mineral yang
selalu tetap. Umumnya dijumpai padamineral-mineral yang tidak tembus cahaya
(opak), seperti galena, magnetit,pirit,dan lain sebagainya.
•Alokromatik; Yaitu warna mineral yang
tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada
mineral-mineral yang tembus cahaya, sepertikuarsa, kalsit,dan lain sebagainya.Tapi
ada pula warna yang ditentukan oleh kehadiran sekelompok ion asing yangdapat
memberikan warna tertantu pada mineral, yang disebut dengan namachomophores
.
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi warna antara lain:
a.Komposisi
mineral
b.Struktur
kristal dan ikatan ion
c.Pengotor
dari mineral
4.2
Kilap (Luster)
Kilap
adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilapdibedakan menjadi 2, yaitu kilap logam (metallic luster ) dan kilap bukan logam (nonmetallic
luster ).
Kilap
logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya.Kilap ini biasanya
dijumpai pada mineral-mineral bijih, seperti emas, galena, pirit,
dankalkopirit.
Sedangkan
kilap bukan logam tidak memberikan kesan logam jika terkenacahaya. Selain itu,
adapula kilap sub-metalik ( sub-metallic
luster ), yang terdapat padamineral-mineral yang mempunyai indeks bias
antara 2,6-3.
Kilap
bukan logam dapat dibedakan menjadi:
a.Kilap
Kaca(Vitreous Luster); Memberikan
kesan seperti kaca atau gelas bilaterkena cahaya. Contohnya: kalsit, kuarsa,
dan halit.
b.Kilap
Intan (Adamantine Luster); Memberikan
kesan cemerlang seperti intan.
c.Kilap
Sutera (Silky Luster); Memberikan
kesan seperti sutera. Umumnyaterdapat pada mineral yang mempunyai struktur
serat. Seperti asbes, aktinolit,dan gipsum.
d.Kilap
Lilin (Waxy Luster); Merupakan kilap
seperti lilin yang khas.
e.Kilap
Mutiara (Pearly Luster); Memberikan
kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang. Kilap
ini ditimbulkan oleh mineral transparanyang berbentuk lembaran. Contohnya talk,
dolomit, muskovit, dan tremolit.
f.Kilap
Lemak (Greasy Luster); Menyerupai
lemak atau sabun. Hal iniditimbulkan oleh pengaruh tekanan udara dan alterasi.
Contohnya talk danserpentin.
g.Kilap
Tanah (Earthy Luster); Kenampakannya
buram seperti tanah. Misalnyakaolin, limonit,dan bentonit
4.3 Cerat (Streak)
Gores
atau cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Cerat dapat sama
atau berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna cerat tetap. Gores ini
di pertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2
mineral yangwarnanya sama tetapi goresnya berbeda. Gores ini di peroleh dengan
cara menggoreskanmineral pada permukaan keeping porselin, tetapi apabila
mineral mempunyai kekerasanlebih dari 6, maka dapat di cari mineral yang
berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Mineral
bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yanglebih terang dari pada
warna mineralnya sendiri. Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang
mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.Ada
beberapa mineral warna dan gores sering menunjukan warna yang sama.
4.4
Kekerasan (hardness)
Kekerasan
adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Penentuankekerasan relatif
mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yangrata pada mineral
standar dari skala Mohsyang sudah
diketahui kekerasannya, yangdimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala
10 untuk mineral yang paling keras.
Misalnya
suatu mineral di gores dengan kalsite (H=3) ternyata mineral itu
tidak tergores, tetapi dapat tergores oleh fluorite (H=4), maka mineral
tesebut mempunyaikekerasan antara 3dan 4.
Dapat
pula penentuan kekerasan mineral denganmemepergunakan alat-alat yang sederhana
misalnya:
•Kuku
jari manusia H = 2,5
•Kawat
tembaga H = 3
•Pecahan
kaca H = 5,5
•Pisau
baja H = 5,5
•Kikir
baja H = 6,5
•Lempeng
baja H = 7
Bila
mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi oleh kawattembaga,
maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
Merupakan
sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi
(pengikisan) atau mudah tergores (scratching).
Skala
kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras
(skala 10) diajukan oleh Mohs dan
dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Tabel 4.4: Skala Kekerasan Relatif
Mineral (Mohs)
Kekarasan
|
Mineral
|
Kekerasan
|
Mineral
|
1
|
Talc
|
6
|
Orthoclase
|
2
|
Gypsum
|
7
|
Quartz
|
3
|
Calcite
|
8
|
Tupaz
|
4
|
Fluorite
|
9
|
Corundum
|
5
|
Apatite
|
10
|
Diamond
|
4.5 Belahan (Cleavage)
Belahan
adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelahmelalui
bidang-bidang belahan yang rata dan licin.Bidang belahan umumnya
sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut.
Belahan
dapat di bedakan menjadi:
a.Sempurna ( perfect )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui
arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain
melalui bidang belahannya.
b.Baik (good )Yaitu apabila mineral muidah terbelah melalui bidang
belahannya yang rata,tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang
belahannya.
c.Jelas (distinct )Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat
jelas, tetapi mineral tersebutsukar membelah melalui bidang belahannya dan
tidak rata.
d.Tidak jelas (indistinct )Yaitu apabila arah belahannya masih terlihat,
tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.
e.Tidak sempurna (imperfect )Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah
belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Mineral
mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang
mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya.Dapat
dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki
oleh suatu mineral.
4.6
Pecahan (frukture)
Pecahan
adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dantidak
teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi:
a)
Pecahan konkoidal (Choncoidal ): Pecahan yang memperlihatkan
gelombangyang melengkung di
permukaan. Bentuknya menyerupai pecahan botol ataukulit bawang.
b)Pecahan
berserat/fibrus (Splintery): Pecahan
mineral yang menunjukkankenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
c) Pecahan tidak rata (Uneven): Pecahan mineral yang
memperlihatkan permukaan bidang pecahnya tidak teratur dan kasar, misalnya
pada garnet;
d)
Pecahan rata ( Even):
pecahan mineral yang permukaannya rata dan cukuphalus. Contohnya mineral
lempung.
e) Pecahan Runcing ( Hacly): Pecahan mineral yang permukaannya
tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing. Contohnya mineral
kelompok logam murni.
f) Pecahan tanah ( Earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnyamineral
lempung.
4.7 Perawakan (Habit)
Perawakan
kristal adalah bentuk khas mineral di tentukan oleh bidang yang membangunnya,
termasuk bentuk dan ukuran relative bidang-bidang tersebut. Perawakan kristal
pada mineral juga diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang sama
yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral
maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral
tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan
ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur mineral.
Kita juga perlu mengenal perawakan-perawakan
yang terdapat pada beberapa jenis mineral, walaupun perawakankristal bukan
merupakan cirri tetap mineral. Contoh: mika selalu menunjukan perawakankristal
yang mendaun, ( foliated )amphibol,
selalu menunjukan perawakan kristal meniang(columnar )
perawakan kristal di bedakan menjadi 3 golongan (Richard peart, 1975)yaitu:
a.Elongated habits(meniang/berserabut)
b.Fattened habits(lembaran tipis)
c.Rounded habits(membutir)
4.8 Sifat dalam (Tennacity)
Sifat
dalam adalah suatu reksi atau daya tahan mineral terhadap gaya yangmengenainya,
seperti penekanan, pemecahan, pembengkokan, pematahan,
pemukulan, penghancuran, dan pemotongan.
Sifat
dalam dapat dibagi menjadi:
a)
Brittle (Rapuh); apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.
b)Sectile(Dapat
Diiris); apabila mineral mudah dipotong dengan pisau dengantidak berkurang
menjadi tepung.
c)Ductile
(Dapat Dipintal); dapat ditarik dan diulur seperti kawat. Bila
ditarik akan menjadi panjang, dan apabila dilepaskan akan kembali seperti
semula.
d)Malleable
(Dapat Ditempa); apabila mineral ditempa dengan palu akanmenjadi pipih.
e)Elastis
(Lentur); dapat merenggang bila ditarik, dan akan kembali sepertisemula bila
dilepaskan.
f)Flexible
apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana denganmudah
4.9 Berat Jenis (Specific Graviti)
Berat jenis adalah angka
perbandingan antara berat suatu mineral dibandingkandengan berat air pada
volume yang sama. Dalam penentuan berat jenis dipergunakanalat-alat seperti:
piknometer, timbangan analitik, dan gelas ukur.Berat jenis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
BJ=BERAT
MINERALVOLUME MINERA
|
Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya
serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalamsusunan kristalnya.
4.10 Kemagnetan Kemagnetan
kristal adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Untuk mengetahui hal
tersebut, dapat dilakukan dengan cara mendekatkan mineral dengan magnet. Sifat
yang terjadi berupamineral tertarik oleh magnet atau mineral tidak tertarik
oleh magnet. Kemagnetan
terjadi ketika ada suatu ketidakseimbangan dalam struktur susunan ion-ion
besi.Besi ditemukan dalam dua prinsip ionik yang dinamakan ion besi belerang (ferrous ions) dan ion asam besi (ferric ions). Ion besi belerang
bermuatan +2 ; sedangkan ion asam besi bermuatan +3. Kedua ion mempunyai
perbedaan atomic radii karena muatan yang lebih tinggi pada ion asam besi
menarik elektron yang mengelilingi ion secara kuat. Hal ini dapat mendorong
kearah ion yang berbeda yang sedang ditempatkan dalam posisi terpisah pada
suatu struktur kristal. Elektron bergerak dari besi belerang ke ion asam besi
yang bermuatan lebih positif menciptakan suatu medan magnet yang lemah.
Sifat kemagnetan suatu
mineral dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Ferromagnetik
Mineral
ferromagnetik ialah mineral yang dapat ditarik oleh magnet dengan kuat.
Contoh mineral Ferromagnetik :
Contoh mineral Ferromagnetik :
*
Magnetite * Maghemite * Pyrrhotite
2. Paramagnetik
Mineral
paramagnetik ialah mineral yang dapat ditarik oleh magnet, tetapi tertarik
dengan lemah.
Contoh mineral
paramagnetik :
*
Siderite
* Chromite
* Columbite
*
Franklinite * Ilmenite *
Tantalite, dan lain lain
3. Diamagnetik
Mineral
diamagnetik adalah mineral yang tidak dapat ditarik sedikitpun oleh magnet
(tidak terpengaruh oleh gaya tarik magnet). Hal ini terjadi karena dalam
mineral ini tidak terdapat unsur besi (Fe).
Contoh
mineral diamagnetik :
*
Pirolusit
*
Kuarsa
*
Serpentin, dll
4.11
Susunan komposisi kimia (Chemistry)
Ukuran
mineral tanah sangat beragam mulai dari ukuran sangat kasar sampai dengan
ukuran yang sangat halus seperti mineral liat.Mineral liat hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop elektron. Sifat mineral liat ditentukan dari:
(1) susunan kimia pembentuknya yang tetap dan
tertentu, terutama berkaitan dengan
penempatan internal atom-atomnya,
(2)
sifat fisiko-komia dengan batasan waktu tertentu, dan
Komposisi
mineral dalam tanah sangat tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut:
(1)
jenis batuan induk asalnya,
(2)
proses-proses yang bekerja dalam pelapukan batuan tersebut, dan
(3)
tingkat perkembangan tanah.
Bahan
induk tanah mineral berasal dari berbagai jenis batuan induk, sehingga dalam
proses pelapukannya akan menghasilkan keragaman mineral tanah yang lebih
tinggi.
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang erat antara komposisi
mineral bahan induk dengan komposisi mineral batuannya. Sebagai contoh adalah
tanah yang terbentuk dari bahan induk yang berasal dari batuan basalt dan
granit, akan memiliki komposisi mineral tanah sebagai berikut:
(1)
mineral kuarsa,
(2)
mineral ortoklas,
(3)
mineral mikroklin,
(4)
mineral albit
(5)
mineral oligoklas,
(6)
mineral muskovit,
(7)
mineral biotit.
(8)
mineral dan lain lain.
Pada
tanah-tanah yang mudah melapuk dan peka terhadap proses pencucian (leaching), seperti tanah Podzol,
ditemujkan mineal yang didominasi hanya jenis mineral:
(1) kuarsa, dan
(2)
ortoklas.
Dominasi
kedua mineral ini disebabkan karena kedua mineral ini relatif lebih resisten
terhadap pelapukan.Berbeda dengan tanah-tanah yang belum mengalami pelapukan
(kurang mengalami pelapukan), maka dalam tanah tersebut masih ditemukan mineral
tanah yang beragam dengan komposisi mineral tanah pada setiap lapisan yang
hampir seragam.
Berdasarkan
keberadaan silikat dalam mineral tanah, maka mineral dalam tanah dikelompokkan
menjadi 2 kelompok, yaitu:
(1)
kelompok mineral silikat, dan
(2)
kelompok mineral bukan silikat.
4.12 Daya lebur mineral
yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya
dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan
dalam derajat keleburan.
BABA V
PENDESKRIPSIAN MINERAL
5.1
Native Element
@ Nama Mineral : Sulfur Rumus
Kimia : S
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Kuning
2.
Cerat/Streak :
Putih Kekuningan
3.
Kilap/Luster :
Lemak (Greasy Luster)
4.
Perawakan/Habit : Membutir
(Granular) Blauded Habits
5.
Belahan/Cleavage : Tidak
Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Eneven
Practure
7.
Kekerasan/Hardness : 1,5-2,5
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Brittel
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity : 2,07
10. Kemagnetan :
Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : S
- Kelas :
Native Elements
- Group :
Sulfur
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi dengan
material Vulkanik & Air panas kegunaan industri,pertanian dan obat-obatan
@ Nama Mineral :
Gold (Emas) Rumus
Kimia : Au
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Kuning
2.
Cerat/Streak :
Kuning keemasan
3.
Kilap/Luster :
Metalic Luster (Kilap Logam)
4.
Perawakan/Habit : Granular
(Rounded Habits)
5.
Belahan/Cleavage : Belahan
buruk
6.
Pecahan/Fructure : Hackli
7.
Kekerasan/Hardness : 2,5 - 3
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Malleable
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity : 29,3
10. Kemagnetan :
Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Au
- Kelas :
Native Elements
- Group :
Gold Group
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi, dengan
kuarsa,pyrite,tembaga,& platina. Kegunaannya untuk perhiasan
@ Nama Mineral :
copper (Tembaga) Rumus Kimia :
Cu
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Hitam
2.
Cerat/Streak :
Kegelapan
3.
Kilap/Luster :
Metallic opaque (Tak tembus cahaya)
4.
Perawakan/Habit : Crystals
rare
5.
Belahan/Cleavage : Tidak ada
6.
Pecahan/Fructure : Hackly
7.
Kekerasan/Hardness : 2,5 - 3
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Ductile and malleable
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity : 8,93
10. Kemagnetan :
Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Cu
- Kelas :
Native Elements
- Group :
Copper
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi dengan
kuarsa,spalerit,phyrit,chalcopryil. Kegunaannya untuk bahan campuran Logam dan
campuran listrik
@ Nama Mineral : Grafit Rumus Kimia : C
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Hitam
2.
Cerat/Streak :
Hitam
3.
Kilap/Luster :
Metalic to dull
4.
Perawakan/Habit : Tabular
5.
Belahan/Cleavage : Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Eleven
7.
Kekerasan/Hardness : 1 - 2
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Flexible
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity : 2,09 – 2,23
10. Kemagnetan :
Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : C
- Kelas :
Native Elements
- Group :
Carbon Group
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi dengan
zona kontur dan metamorf
kegunaan
didalam Industri dan cat.
@ Nama Mineral : Bismuts Rumus Kimia : Bi
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Coklat
2.
Cerat/Streak :
Silver keabuan
3.
Kilap/Luster :
Sub Metallic
4.
Perawakan/Habit : Granular
(Rounded Habits)
5.
Belahan/Cleavage : Belahan
Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Even
Unaven
7.
Kekerasan/Hardness : 2-2,5
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Brittle
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity : 9,7 – 9,8
10. Kemagnetan :
Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Bi
- Kelas :
Arsenic
- Group :
Native elements
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi, dengan
Fine indotermal & kobal,Nikel silver. Kegunaannya untuk Industri Kaca &
Kosmetik.
5.2 Shulphides
@ Nama Mineral :
Galena Rumus
Kimia : Pbs
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Hitam – Putih susu
2.
Cerat/Streak :
Hitam
3.
Kilap/Luster :
Metalic luster (Kilap Logam)
4.
Perawakan/Habit : Granular
(Rounded Habits)
5.
Belahan/Cleavage : Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Uneven
Fracture
7.
Kekerasan/Hardness : 2,5
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Malleable Tenacity
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity :
7,58
10. Kemagnetan :
Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Pbs
- Kelas :
Sulfides
- Group :
Galena Graup
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi dengan
spalerite Kegunaan untuk Aky &
Baterai
@ Nama Mineral :
Chalcopyrite Rumus
Kimia : CuFeS2
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Kuning - kehijauan
2.
Cerat/Streak :
Coklat kehitaman
3.
Kilap/Luster :
Metallic luster ( kilap logam )
4.
Perawakan/Habit :
Taliatide ( Rounded habit )
5.
Belahan/Cleavage : sempurna
6.
Pecahan/Fructure :
Uneven fructure
7.
Kekerasan/Hardness : 3,5 - 4
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Malleable
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity : 4,1 – 4,3
10. Kemagnetan :
Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : CuFeS2
- Kelas :
Sulfides
- Group :
Calcopyrite Group
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi dengan
pyrite dan kuarsa kegunaan untuk logam baja.
@ Nama Mineral :
Pyrite Rumus
Kimia : FeS2
Sifat - Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :Kuning
kehitaman
2.
Cerat/Streak :
Coklat Hitam
3.
Kilap/Luster :
Metalic Luster ( Kilap Logam )
4.
Perawakan/Habit : Granuar
( Rounded habits )
5.
Belahan/Cleavage : Buruk
6.
Pecahan/Fructure :
Choncoidal Fructure
7.
Kekerasan/Hardness : 6 – 6,5
8.
Sifat
Dalam/Tenacity :
Malleable
9.
Berat
Jenis/Specific Gravity : 5,01
10. Kemagnetan :
Paramagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : FeS2
- Kelas :
Sulfides
- Group :
Pyrite Group
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi dengan
sulfur dan cobalite kegunaan untuk bahan dasar industry dan tembaga.
@ Nama Mineral : Magnetit Rumus
Kimia : Fe+2fe+32o4
Sifat -
Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Hitam
2.
Cerat/Streak :
Hitam
3.
Kilap/Luster :
Metallic luster (Kilap sub metallik)
4.
Perawakan/Habit :
Granular (Rounded Habits)
5.
Belahan/Cleavage : Tidak Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Choncoidal
7.
Kekerasan/Hardness :
5,5-6,5
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Brittle
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 5,168-5,180
10. Kemagnetan :
Para magnetik
11. Susunan
Komposisi Kimia/Chemistry : Bi
- Kelas :
Oxides
- Group :
Magnetit
12. Assosiasi
& Kegunaan
: Assosiasi, dengan Limonite & Clay
Kegunaannyauntuk campuran semen yang fungsinya
sebagai pemberat.
5.3
Oxides dan Hydroksides
@ Nama Mineral :
Hematit Rumus
Kimia : Fe2o3
Sifat - Sifat Fisik
Mineral
Warna/Colour : Silver
Cerat/Streak : Silver
1.
Kilap/Luster :
Waxiy Luster ( Kilap tanah )
2.
Perawakan/Habit :
Granular ( Rounded habits )
3.
Belahan/Cleavage : Buruk
4.
Pecahan/Fructure : Choncoidal Fructure
5.
Kekerasan/Hardness :
5,5-6,5
6.
Sifat Dalam/Tenacity : Sektile tenacity
7.
Berat Jenis/Specific Gravity : 5,2-5,3
8.
Kemagnetan :
Paramagnetik
9.
Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Fe2o3
- Kelas :
Oxides
- Group :
Hematit Group
10. Assosiasi
& Kegunaan
: Assosiasi dengan Vanadium dan fnoafonis kegunaan untuk bahan baku industri
logam dan besi
5.4
Carbonates
@ Nama Mineral :
Dolomite Rumus
Kimia : CaMg(Co3)2
Sifat - Sifat Fisik
Mineral
1.
Warna/Colour :
Putih, Abu-Abu
2.
Cerat/Streak :
Putih
3.
Kilap/Luster :
Non Metallic luster (Viterous Luster)
4.
Perawakan/Habit :
Rouded Habits (Granular)
5.
Belahan/Cleavage : Baik
6.
Pecahan/Fructure : Uneven
7.
Kekerasan/Hardness :
3,5 - 4
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Britlee
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 2,85 – 2,95
10. Kemagnetan :
Non Magnetik
11. Susunan
Komposisi Kimia/Chemistry : CaMg(Co3)2
- Kelas :
Karbonates
- Group :
Dolomite
12. Assosiasi
& Kegunaan
: Assosiasi dengan Flourite,Calsite,Barite Kegunaannya untuk campuran Pupuk
@ Nama Mineral : Calcite Rumus Kimia : CaCo3
Sifat -
Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Putih susu,Coklat
2.
Cerat/Streak :
Putih
3.
Kilap/Luster :
Non Metallic Luster (Vietrous Luster)
4.
Perawakan/Habit :
Rounded habits (Granular)
5.
Belahan/Cleavage : Belahan Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Uneven
7.
Kekerasan/Hardness :
3
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Brittle
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 2,71
10. Kemagnetan :
N0n Magnetik
11. Susunan
Komposisi Kimia/Chemistry : CaCo3
- Kelas :
Carbonates
- Group :
Calcite
12. Assosiasi
& Kegunaan
: Assosiasi dengan Dolomite,Sulfida,Kwarsa, kegunaannya untuk bidang Industri
dan Sebagai sebuah fertilisasi untuk pembuatan semen
@ Nama Mineral : HornblendeRumus Kimia : Ca(Mg,Fe)4Al(Si7Al)O22(Oh,F)2
Sifat -
Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour : Hitam kehijauan
2.
Cerat/Streak :
Abu-abu
3.
Kilap/Luster :
Non Metallic luster (Viterous Luster)
4.
Perawakan/Habit :
Rouded Habits (Granular)
5.
Belahan/Cleavage : Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Uneven
7.
Kekerasan/Hardness :
5 - 6
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Brittle
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 3,0 – 3,4
10. Kemagnetan :
Para Magnetik
12. Susunan Komposisi
Kimia/Chemistry : Ca(Mg,Fe)4Al(Si7Al)O22(Oh,F)2
-
Kelas :
Karbonates
- Group :
Amphibole Group
11. Assosiasi
& Kegunaan
: Assosiasi dengan Orthoklas
Kegunaannya untuk Penelitian dan kolektor
5.5
Sulfates
@ Nama Mineral : Gypsum Rumus
Kimia : Ca(So4)2H2o
Sifat -
Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Putih Kuning
2.
Cerat/Streak :
Putih
3.
Kilap/Luster :
Non Metallik Luster (Viterous)
4.
Perawakan/Habit :
Elongated Habits (fibrous)
5.
Belahan/Cleavage : Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Unevan
7.
Kekerasan/Hardness :
2
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Flexible dan Sectile
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 2,35
10. Kemagnetan :
Non Magnetik
11. Susunan
Komposisi Kimia/Chemistry : Ca(So4)2H2o
- Kelas :
Sulfides
- Group :
Hydrated Group
12. Assosiasi
& Kegunaan
: Assosiasi dengan Anhydrite and Halite, Kegunaannya untuk ornament Banguan
5.6
Silicates
@ Nama Mineral : Kwarsa/Quartz Rumus
Kimia : Sio2
Sifat -
Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Ungu Bening
2.
Cerat/Streak :
Putih
3.
Kilap/Luster :
Non Metallic Luster (Viterous Luster)
4.
Perawakan/Habit :
Granular ( Rounded habits )
5.
Belahan/Cleavage : Tidak ada
6.
Pecahan/Fructure : Choncoidal Fructure
7.
Kekerasan/Hardness :
7
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Brittle
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 2,65
10. Kemagnetan :
Non Magnetik
11. Susunan
Komposisi Kimia/Chemistry : Sio2
- Kelas :
Silicat
- Group :
Silica Group
12. Assosiasi
& Kegunaan
: Assosiasi dengan Granite,Pegmatit,Batuan beku,Batuan Basa &
Intermedien kegunaan untuk pembuatan
bahan kaca
@ Nama Mineral : Muscovite Rumus
Kimia : KaL2(AlSi3)010 (Oh) 2
Sifat -
Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Putih
2.
Cerat/Streak :
Putih
3.
Kilap/Luster :
Non Metallic luster (Vitreous Luster))
4.
Perawakan/Habit :
Granular (flatened Habits)
5.
Belahan/Cleavage : Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Even
7.
Kekerasan/Hardness :
2,5
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Elastic
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 2,88
10. Kemagnetan :
Para magnetik
11. Susunan Komposisi
Kimia/Chemistry : KaL2(AlSi3)010 (Oh)2
- Kelas :
Silicates
- Group :
Mica Group
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi, dengan
Kyanite,Stroulite
Kegunaannya untuk Kertas,Karet,Semen
@ Nama Mineral : Orthoklas Rumus
Kimia : KaLSi3O8
Sifat -
Sifat Fisik Mineral
1.
Warna/Colour :
Putih Susu
2.
Cerat/Streak :
Putih
3.
Kilap/Luster :
Non Metallik (Waxy Luster)
4.
Perawakan/Habit :
Rounded Habits (Granular)
5.
Belahan/Cleavage : Sempurna
6.
Pecahan/Fructure : Unevan
7.
Kekerasan/Hardness :
6
8.
Sifat Dalam/Tenacity : Brittle
9.
Berat Jenis/Specific Gravity : 2,56
10. Kemagnetan :
Non Magnetik
11. Susunan
Komposisi Kimia/Chemistry : KaLSi3O8
- Kelas :
Silikate
- Group :
Orthoklas
12. Assosiasi & Kegunaan : Assosiasi dengan
Kaulin Kwarsa
Kegunaannya Industri Mineral yang penting saat Sangat murni dapat di
gunakan untuk membuat porselen Kramik
BAB VI
PERSENTASE MINERAL
6.1 Native Element
Native element atau unsur murni
ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau
komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain
unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu
akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun
tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native
element ini terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Metal dan element intermetalic
(logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu).
sistem kristalnya adalah isometrik.
2. Semimetal (Semi logam).
Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya
adalah hexagonal.
3. Non metal (bukan logam).
Contohnya intan, graphite dan sulfur.
sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalahhexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini
tinggi, kisarannya sekitar 6.
6.1.1Logam
6.1.1.1 Aurum (Au)
Emas telah banyak digunakan
di dunia sebagai kendaraan untuk moneter tukar, baik dengan penerbitan dan pengakuan koin emas atau jumlah besi kosong, atau melalui konversi kertas
instrumen-gold dengan mendirikan standar emas di mana nilai total uang yang dikeluarkan diwakili di
toko cadangan emas. Selain itu,
emas juga berfungsi sebagai alat investasi, industri, komersial kimia dan yang
paling umum digunakan sebagai perhiasan.
6.1.1.2 Cuprum (Cu)
Cuprum atau tembaga biasa digunakan sebagai bahan
peralatan listrik (kabel) dan bahan campuran logam (kuningan, perunggu). Bahkan
oleh manusia purba digunakan sebagai perabotan dan senjata, serta perlengkapan
ritual kepercayaan.
6.1.1.3 Platinum (Pt)
Digunakan untuk perhiasan, kimia dan kegunaan
industri lainnya serta stabilizer mata uang. Platinum biasa digunakan sebagai perhiasan dengan
istilah emas putih karena kilaunya lebih indah dari emas, selain itu juga
digunakan sebagai bahan instrumen mekanik dan listrik dengan presisi tinggi, serta
sebagai katalis (pereaksi) dalam kimia analisis.
6.1.2 Semi-logam
6.1.2.1 Bismuth (Bi)
Sebuah
bijih bismut dan sebagai spesimen mineral dan Karena titik penggabungannya yang
rendah, Bismuth utamanya digunakan sebagai bahan campuran logam.Selain itu,
juga digunakan sebagai bahan dalam industri farmasi dan kosmetik.
6.1.2.2 Arsenik
(As)
Sampai
saat ini, Arsenik belum dapat diketahui manfaat lain selain menjadi bahan
racun, termasuk yang meracuni tokoh pembela HAM, Munir.
6.1.3 Non-logam
6.1.3.1Intan (C)
Merupakan karbon, sama seperti grafit, tetapi karena
kenampakkannya yang indah dengan kemampuan dispersi cahaya yang besar, sehingga
sering digunakan sebagai batu mulia dan perhiasan.
Selain itu, kekerasannya menjadi standar tertinggi,
sehingga digunakan dalam industri sebagai alat pemotong atau mata bor.
6.1.3.2 Sulfur
Sulfur digunakan sebagai bahan utama pembuatan asam
sulfur, vulkanisasi karet sehingga menjadi ban, bahan peledak, fungisida, dan
pupuk.
6.2 Shulphides
mineral sulfida, sulfida juga dieja sulfida, setiap
anggota dari kelompok senyawa belerang dengan satu atau lebih logam. Sebagian
besar sulfida sederhana struktural, menunjukkan simetri tinggi dalam bentuk
kristal mereka, dan memiliki banyak sifat-sifat logam, termasuk logam mengkilap
dan konduktivitas listrik. Mereka sering mencolok berwarna dan memiliki
kekerasan rendah dan gravitasi spesifik yang tinggi.
Komposisi mineral sulfida dapat dinyatakan dengan rumus
kimia umum AMSN,
di mana A adalah logam, S adalah sulfur, dan m dan n adalah bilangan bulat,
memberikan A2S, stoichiometries AS,
A3S4 dan AS2. Logam-logam yang terjadi paling umum pada sulfida adalah besi,
tembaga, nikel, timah, kobalt, perak, dan seng, meskipun sekitar lima belas
orang lain masuk ke struktur sulfida.
Hampir semua mineral sulfida memiliki pengaturan
struktural yang milik enam jenis dasar, empat di antaranya penting. Pengaturan
ini dekat-kemasan kombinasi dari logam dan belerang, diatur oleh ukuran dan
muatan ionik.
Yang paling sederhana dan paling simetris dari empat
jenis struktural penting adalah natrium klorida struktur, di mana setiap ion
menempati posisi dalam sebuah segi delapan yang terdiri dari enam tetangga
malah dibebankan. Sulfida yang paling umum
crystalling dengan cara ini galena (PbS), mineral bijih timbal.
Jenis kemasan yang melibatkan dua ion sulfida dalam
setiap posisi dalam struktur oktahedral natrium klorida adalah struktur pirit.
Ini adalah simetri tinggi struktur karakteristik dari besi sulfida, pirit
(FeS2O). Jenis struktural kedua yang berbeda adalah bahwa dari sfalerit (ZnS),
di mana setiap ion logam dikelilingi oleh enam ion malah dibebankan diatur tetrahedrally.
Jenis struktural ketiga yang signifikan adalah bahwa
fluorit, di mana kation logam dikelilingi oleh delapan anion, anion masing-masing,
pada gilirannya, dikelilingi oleh empat kation logam. Kebalikan dari
struktur-kation ini logam dikelilingi oleh empat anion dan masing-masing anion
yang dikelilingi oleh delapan logam kation-disebut struktur antifluorite. Ini
adalah susunan dari beberapa tellurides lebih berharga logam mulia dan
selenides antaranya adalah hessite (Ag2Te), mineral bijih perak.
Dalam hampir semua sulfida, ikatan kovalen, namun
beberapa memiliki sifat logam. Properti kovalen sulfur belerang-belerang
memungkinkan obligasi dan penggabungan pasangan S2 di beberapa sulfida seperti
pirit. Beberapa sulfida, termasuk molibdenit
(MoS2) dan covellite (CU), memiliki
struktur lapisan. Beberapa varietas sulfida jarang memiliki struktur spinel.
Fase hubungan sulfida yang sangat kompleks, dan banyak
reaksi solid state terjadi pada suhu relatif rendah (100-300 ° C [212-572 °
F]), menghasilkan intergrowths
kompleks. Penekanan khusus telah ditempatkan pada penyelidikan eksperimental
dari besi-nikel-tembaga sulfida karena mereka yang jauh yang paling umum.
Mereka juga merupakan indikator penting geologi untuk mencari bijih mungkin dan
memberikan reaksi suhu rendah untuk geothermometry.
Sulfida terjadi pada semua jenis batuan. Kecuali untuk
penyebaran dalam batuan sedimen tertentu, mineral ini cenderung terjadi dalam
konsentrasi yang terisolasi yang membentuk tubuh mineral seperti pembuluh darah
dan tambalan fraktur atau yang terdiri dari batuan yang sudah ada penggantian
dalam bentuk selimut. Endapan mineral sulfida berasal dari dua proses utama,
yang keduanya telah mengurangi kondisi:
(1) pemisahan
suatu sulfida bercampur mencair selama tahap awal kristalisasi magma dasar; dan
(2) dari
larutan air garam deposisi berair pada suhu di 300 - 600 ° C (572-1,112 ° F)
dan pada kisaran tekanan yang relatif tinggi, seperti di dasar laut atau
beberapa kilometer di bawah permukaan bumi. Deposito sulfida terbentuk sebagai
hasil dari proses pertama meliputi terutama pyrrhotites,
pirit, pentlandites, dan
chalcopyrites. Sebagian lain terjadi karena proses yang terakhir. Pelapukan
dapat bertindak untuk berkonsentrasi sulfida tersebar.
Mineral sulfida adalah sumber dari berbagai logam mulia,
terutama emas, perak, dan platinum. Mereka juga adalah mineral bijih logam yang
paling banyak digunakan oleh industri, seperti untuk contoh antimon, bismut,
tembaga, timah, nikel, dan seng. Logam industri penting lainnya seperti kadmium
dan selenium terjadi dalam jumlah jejak di sulfida umum banyak dan pulih dalam
proses pemurnian.
6.3
Oxides dan Hydroksides
Kelas
Oksida mineral adalah kelas yang agak beragam.Hal ini termasuk mineral yang
cukup keras (korundum) dan beberapa yang cukup lembut seperti psilomelane.Ini
memiliki mineral logam seperti hematite dan batu permata seperti korundum,
chrysoberyl dan spinel.
Banyak
oksida hitam tapi orang lain bisa sangat berwarna-warni. Keragaman besar oksida
sebagian dapat dikaitkan dengan kelimpahan ekstrim oksigen dalam kerak
bumi.Oksigen terdiri lebih dari 45% dari kerak bumi berat. Sebagian besar ini
terkunci dalam mineral yang lebih kompleks berdasarkan anion kompleks kimia
seperti CO3,, BO3 SO4, NO3, SiO4, PO4 dan lain-lain. Tapi ada peluang besar
untuk ion oksigen tunggal untuk menggabungkan dengan berbagai elemen dalam
berbagai cara.
Dalam
pengertian yang ketat, mineral yang termasuk dalam kelas mineral yang lebih
kompleks seperti silikat benar-benar oksida. Tapi ini akan menjadi rumit bagi
mineralogists untuk dapat berurusan dengan hanya empat kelas yang berbeda dari
kelas elemen-elemen, halida kelas, kelas sulfida dan akhirnya kelas sangat
besar oksida dengan semua subclass banyak dan lebih dari 90% dari semua yang
dikenal mineral. Dengan konvensi karena itu, oksida dibatasi untuk mineral
kompleks dan non mengandung oksigen atau hidroksida.
Oksida
juga mengandung ikatan ionik kebanyakan dan ini membantu membedakan anggota
dari kelas mineral kompleks yang obligasi biasanya lebih kovalen di alam. Kuarsa, SiO2, akan dianggap oksida, dan
masih ada di beberapa panduan mineral dan teks, kecuali ikatan kovalen silikon
dan oksigen yang kesamaan struktural dengan Tectosilicates lainnya.
Hidrogen dalam satu positif (+1) negara benar-benar hanya
sebuah proton tunggal dan sangat kecil sehingga ketika menggabungkan dengan
oksigen menghilang menjadi oksigen dan gugus OH yang dihasilkan adalah ukuran
hampir sama sebagai sebuah ion oksigen tunggal dengan dua negatif (-2) biaya.
Oleh karena itu gugus OH dapat masuk ke dalam situs kristal banyak yang
dinyatakan akan menduduki oksigen, tetapi dengan biaya hanya satu yang negatif
(-1). Kristal kemudian akan perlu seimbang dengan muatan negatif tambahan atau
muatan positif lebih sedikit.
Oksida:
Aeschynite (Rare Earth Itrium Hidroksida Titanium Oksida Niobium)
Anatase (Titanium Oksida)
Becquerelite (Kalsium
Oksida Hidroksida uranil Terhidrasi)
Bindheimite (Antimon
Hidroksida Oksida Timbal)
Bixbyite (Oksida Besi Mangan)
Brannerite (Uranium
Kalsium Oksida Besi Titanium)
Brookite (Titanium Oksida)
Chrysoberyl (Berilium
Aluminium Oxide)
Kolumbit (Besi Oksida Niobium Tantalum Mangan)
Korundum (Aluminium Oxide)
Cuprite (Oksida Tembaga)
Euxenite (Rare Earth Niobium Tantalum Itrium Titanium Oksida)
Fergusonite (Rare
Earth Oksida Besi Titanium)
Hausmannite (Oksida
Mangan)
Hematit (Oksida Besi)
Es (Hidrogen Oksida)
Ilmenit (Titanium Oksida Besi)
Perovskit (Kalsium
Oksida Titanium)
Periklas (Oksida Magnesium)
Polycrase (Rare Earth Itrium Titanium Oksida Niobium Tantalum)
Pseudobrookite (Titanium
Oksida Besi)
Para piroklor Grup :
Betafite (Kalsium Natrium Langka Bumi Niobium Tantalum Uranium Titanium)
Oksida Hidroksida :
MicroLite (Kalsium Fluorida Natrium Hidroksida Oksida Tantalum)
Piroklor (Natrium Kalsium Fluorida Niobium Oksida Hidroksida)
Ramsdellite (Oksida
Mangan)
Romanechite (Barium
Oksida Mangan Terhidrasi)
Grup Rutile:
Cassiterite (Tin
Oxide)
Plattnerite (Oksida
Timbal)
Pyrolusite (Oksida
Mangan)
Rutil (Titanium Oksida)
Stishovite (Silicon
Oxide)
Samarskite-(Y) (Rare Earth
Oksida Titanium Itrium Besi)
Senarmontite (Antimony
Oksida)
Para Spinel Grup:
Kromit (Besi Oksida Kromium)
Franklinite (Zinc
Oxide Besi Mangan)
Gahnite (Zinc Oxide Aluminium)
Magnesiochromite (Magnesium Oksida
Kromium)
Magnetit (Oksida Besi)
Spinel (Magnesium Oxide Aluminium)
Taaffeite (Berilium
Aluminium Magnesium Oxide)
Tantalite (Tantalum
Oksida Besi Mangan Niobium)
Tapiolite (Tantalum
Oksida Besi Mangan Niobium)
Uraninite (Uranium
Oksida)
Valentinite (Antimony
Oksida)
Zincite (Mangan
Oksida Seng)
Subclass hidroksida :
Brucite (Magnesium Hidroksida)
Gibbsite (Aluminium Hidroksida)
Goethite (Besi Hidroksida Oksida)
Limonit (Besi Oksida Hidroksida Terhidrasi)
Manganite (Hidroksida
Oksida Mangan)
Psilomelane (Barium
Hidroksida Oksida Mangan)
Romeite (Kalsium Natrium Hidroksida Titanium Besi Oksida antimoni
Mangan)
Stetefeldtite (Perak
Oksida Hidroksida Antimon)
Stibiconite (Antimony
Oksida Hidroksida)
6.4 Carbonates
Umumnyamineralkarbonatyang
ditemukanpada ataudekat permukaan. Mereka mewakiligudangBumikarbon terbesar. Mereka semuaberada disisi lembut, dari
kekerasan3 sampai 4pada skalaMohskekerasan.
Setiaprockhoundserius
dangeologmengambilbotolkecilasam kloridake lapangan,
hanya untukberurusan dengankarbonat.Mineralkarbonatditampilkan
di sinibereaksi secara berbeda terhadapasam klorida, sebagai
berikut:
Aragonitgelembungkuatdalam
asamdingin
Kalsitgelembungkuatdalam
asamdingin
Kerusittidak
bereaksi(gelembung dalam
asamnitrat)
Dolomitgelembungdalam
asamlemahdingin,kuatdalam asampanas
Magnesitgelembunghanya
dalamasam panas
Malachitegelembungkuatdalam
asamdingin
Rhodochrositegelembungdalam
asamlemahdingin,kuatdalam asampanas
Sideritgelembunghanya
dalamasam panas
Smithsonitegelembunghanya
dalamasam panas
Witheritegelembungkuatdalam
asamdingin
Gambar6.4
: Gambar gambar Mineral
6.5 Sulfates
Sulfat
adalah garam mineral yang mengandung belerang.Garam sulfat adalah ditemukan di
beberapa tanah Wisconsin. Pembusukan tanaman, hewan, dan beberapa proses
industri memproduksi garam. Pertambangan, penyamakan kulit, pabrik baja, pabrik
pulp, dan tanaman tekstil juga melepaskan sulfat ke lingkungan.
Memahami
perbedaan antara sulfat dan sulfit: Sulfit berbeda sulfur yang mengandung bahan
kimia digunakan sebagai pengawet makanan. Sulfit yang tidak sama dengan sulfat.
Beberapa orang, terutama penderita asma, peka terhadap sulfit dan dapat
mengalami reaksi alergi yang parah.Sejak 1987, makanan yang mengandung lebih
dari 10 bagian per juta (ppm) sulfit dan obat yang mengandung sulfida harus
diberi label.
Industri
air limbah, air limbah rumah tangga, limpasan dari situs limbah berbahaya atau
bahan alami yang membusuk dapat menempatkan sulfat ke dalam air, danau sungai
dan sungai.Limbah yang mengandung sulfat merembes melalui tanah dan mencemari
air tanah.
Ion
sulfat adalah anion poliatomik dengan rumus empiris SO2-
4 dan massa molekul 96.06 dalton (96.06 g / mol), itu terdiri dari atom belerang pusat dikelilingi oleh empat atom oksigen setara dalam susunan tetrahedral. Simetri ini sangat mirip dengan metana, CH4.Atom sulfur dalam keadaan oksidasi +6 sementara empat atom oksigen masing-masing di negara -2.Ion sulfat membawa muatan dua negatif dan merupakan basis konjugat dari bisulfat (atau sulfat hidrogen) ion, HSO-4, yang merupakan basis konjugat dari H2SO4, asam sulfat.Sulfat organik, seperti dimetil sulfat, adalah senyawa kovalen dan ester asam sulfat.
4 dan massa molekul 96.06 dalton (96.06 g / mol), itu terdiri dari atom belerang pusat dikelilingi oleh empat atom oksigen setara dalam susunan tetrahedral. Simetri ini sangat mirip dengan metana, CH4.Atom sulfur dalam keadaan oksidasi +6 sementara empat atom oksigen masing-masing di negara -2.Ion sulfat membawa muatan dua negatif dan merupakan basis konjugat dari bisulfat (atau sulfat hidrogen) ion, HSO-4, yang merupakan basis konjugat dari H2SO4, asam sulfat.Sulfat organik, seperti dimetil sulfat, adalah senyawa kovalen dan ester asam sulfat.
Panjang ikatan SO dari 149 pm yang lebih pendek dari yang
diharapkan untuk obligasi SO tunggal. Sebagai contoh, panjang ikatan dalam asam
sulfat adalah 157 pm untuk S-OH. Geometri tetrahedral ion sulfat
adalah sebagai diprediksi oleh teori VSEPR.
Dua
model dari ion sulfat.
1
dengan ikatan kovalen polar saja.
2
dengan ikatan ion.
6.6 Silicates
Silikat
yang terbesar, yang paling menarik, dan kelas paling rumit mineral jauh.Sekitar
30% dari semua mineral silikat dan beberapa ahli geologi memperkirakan bahwa
90% dari kerak bumi terdiri dari silikat.Dengan oksigen dan silikon dua elemen
yang paling melimpah di kerak bumi, kelimpahan silikat ada kejutan nyata.
Unit
kimia dasar silikat adalah (SiO4) kelompok tetrahedron berbentuk anionik dengan
muatan empat negatif (-4). Silikon pusat ion memiliki muatan positif sementara
empat tiap oksigen memiliki muatan negatif dua (-2) dan dengan demikian
masing-masing ikatan silikon-oksigen adalah sama dengan satu setengah (1 / 2)
energi total ikatan oksigen. Kondisi ini meninggalkan oksigen dengan pilihan
ikatan menjadi satu ion silikon dan oleh karena menghubungkan satu (SiO4)
tetrahedron yang lain dan yang lain, dll.
Struktur
yang rumit bahwa bentuk silikat tetrahedrons benar-benar menakjubkan.Mereka
dapat terbentuk sebagai unit tunggal, unit ganda, rantai, lembaran, cincin dan
struktur kerangka. Cara yang berbeda bahwa tetrahedrons silikat menggabungkan
adalah apa yang membuat Kelas silikat yang terbesar, yang paling menarik dan
paling rumit kelas mineral.
Silikat
dibagi menjadi subclass berikut, bukan oleh kimia mereka, tetapi oleh struktur
mereka:
Nesosilicates
(tetrahedrons
tunggal)
Sorosilicates
(tetrahedrons
ganda)
Inosilicates
(rantai
tunggal dan ganda)
Cyclosilicates
(cincin)
Phyllosilicates
(lembar)
Tectosilicates
(kerangka kerja)
Para
Subclass Nesosilicate (tetrahedrons
tunggal)
Yang
paling sederhana dari semua subclass silikat, subclass ini termasuk semua
silikat dimana (SiO4) tetrahedrons yang unbonded untuk tetrahedrons lainnya.
Dalam
hal ini mereka mirip dengan kelas mineral lainnya seperti sulfat dan
fosfat.Kelas-kelas lain juga memiliki unit tetrahedral ion dasar (PO4 &
SO4) dan dengan demikian ada beberapa kelompok dan mineral di dalamnya yang
mirip dengan anggota nesosilicates. Nesosilicates, yang kadang-kadang disebut
sebagai orthosilicates, memiliki struktur yang menghasilkan ikatan kuat dan
kemasan lebih dekat dan karena itu ion kepadatan lebih tinggi, indeks bias dan
kekerasan dari silikat kimia serupa di subclass lainnya. Akibatnya, ada batu
permata yang lebih dalam nesosilicates daripada di subclass silikat lainnya.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
Kesimpulan
dari Praktikum cara mengidentifikasi mineral ini yaitu,secara kasat mata,
masing-masing mineral memiliki penampakan fisik yang berbeda-beda,
sehingga mengakibatkan mineral ini mudah untuk diidentifikasi. Selain itu di
simpulkan bahwa pada melakukan proses pengidentifikasian secara kasat mata
diperlukan ketelitian yang tinggidalam menentukan baik kilap yang dimiliki
ataupun kekerasan yangdimiliki, karena sangatlah penting dalam menentukan jenis
mineraltersebut.
7.2
Saran
Sebaiknya
sampel mineral yang ada dapat di perbaharui, serta peralatanyang ada dapat di
lengkapi sehingga dapat meningkatkan kemampuan para praktikan
dalam mengidentifikasi
dengan mengginalan
alat-alat yangmungkin
belum perna dijumpai sebalumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar